BAB
I. PENDAHULUAN
Selama abad yang lalu, kimia telah membuat kita semakin
memahami dunia fisik dan biologis serta kemampuan kita untuk memanipulasinya.
Pekerjaan yang dilakukan di laboratorium kimia di seluruh penjuru dunia terus
memungkinkan kemajuan penting di dunia sains dan teknik. Laboratorium kimia
menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan pengembangan materi baru untuk
digunakan di masa depan, serta pusat pemantauan dan pengendalian bahan kimia
yang saat ini digunakan secara rutin dalam ribuan proses komersial.
Sebagian besar bahan kimia yang saat ini dihasilkan dan digunakan adalah bahan yang bermanfaat, tetapi sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia. Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obat-obatan ilegal. Laboratorium menghadapi sejumlah ancaman, termasuk pencurian informasi sensitif, peralatan bernilai tinggi, dan bahan kimia dengan “penggunaanganda” yang mungkin digunakan sebagai senjata.
Sebagian besar bahan kimia yang saat ini dihasilkan dan digunakan adalah bahan yang bermanfaat, tetapi sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia. Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obat-obatan ilegal. Laboratorium menghadapi sejumlah ancaman, termasuk pencurian informasi sensitif, peralatan bernilai tinggi, dan bahan kimia dengan “penggunaanganda” yang mungkin digunakan sebagai senjata.
Laboratorium kimia boleh jadi
merupakan suatu tempat yang berbahaya,
terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan
tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki
seseorang yang bekerja di laboratorium kimia.
Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk
menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di
laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila
sedang bekerja di dalamnya. Laboratorium
kimia merupakan sarana penting untuk
pendidikan, penelitian, pelayanan, serta uji mutu
atau quality control. Berbagai jenis laboratorium
kimia telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan
SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa serta lembaga
penelitian dan pengembangan. Karena perbedaan
fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda
pula dalam desain, fasilitas, teknik, dan
penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila
ditinjau dari aspek keselamatan kerja,
laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar
yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan
teknik di dalamnya. Laboratorium
kimia harus merupakan tempat yang aman
bagi para penggunanya. Aman terhadap setiap
kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit
maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium
yang aman seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efisien, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan dan
keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat
diciptakan apabila ada kemauan dari setiap
pengguna untuk menjaga dan melindungi diri.
Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat
pada para pengguna, maupun orang lain
serta lingkungan di sekitarnya. Ini adalah
tanggung jawab moral dalam keselamatan
kerja yang memegang peranan penting dalam
pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin
setiap individu terhadap peraturan juga
memberikan andil besar dalam keselamatan kerja.
Kedua faktor penting tersebut bergantung pada faktor
manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan di dalam
laboratorium.
Tujuan keamanan laboratorium adalah
menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar
sains yang aman. Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains
(dosen, laboran, siswa, mahasiswa) tentang keselamatan
kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi serta upaya
penanganannya. Pengenalan sifat dan jenis bahan
kimia akan memudahkan dalam cara penanganannya,
yakni cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan
penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan kegunaan
alat dan bagaimana cara penggunaannya juga
sangat penting. Misalnya alat-alat gelas harus
diperiksa sebelum digunakan. Apakah ada yang
retak, pecah, atau masih kotor. Dalam
makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana
perawatan alat dan bahan praktikum kimia,
bagaimana cara penyimpanannya sehingga kerusakan alat
dan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta
bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.
BAB
II. ISI
SUMBER-SUMBER
KERUSAKAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
Tidak dapat dielakkan semua
alat-alat lambat laun akan mengalami
kerusakan karena dimakan usia, karena lamanya alat-alat tersebut, baik
lama pemakaian maupun lama disimpan, atau disebabkan oleh
keadaan lingkungan. Sumber-sumber kerusakan yang
disebabkan keberadaan alat –alat dan
bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya
dapat digolongkan menjadi tujuh golongan, yaitu sebagai berikut:
1.
Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air. Kelembaban udara yang
tinggi dapat membuat alat-alat besi menjadi berkarat. Alat-alat
yang terbuat dari logam lain, seperti
seng, tembaga, kuningan menjadi kusam. Maka
dianjurkan menghindarkan alat-alat tersebut bersentuhan
dengan udara. Ada beberapa usaha yang dapat
dilakukan, misalnya dengan jalan mengecat alat-alat
tersebut, memoles dengan vaselin atau
gemuk/lemak, maupun divernis. Sedangkan yang
paling baik dan terlihat indah ialah dengan
jalan melapisi dengan logam yang tahan pengaruh udara, misalnya
dengan krom atau nikel. Kelembaban udara juga menyebabkan terjadinya jamur pada
lensa-lensa. Bahan-bahan kimia yang sifatnya higroskopis harus disimpan
di dalam botol yang dapat ditutup rapat. Bahan-bahan kimia semacam
ini jika menyimpannya tidak benar, maka akan
berair, bahkan dapat berubah menjadi larutan. Bahan-bahan yang mudah
dioksidasi, dengan adanya oksigen di udara akan mengalami oksidasi. Misalnya
bahan kimia Kristal besi(II) sulfat yang berwarna hijau
muda, akan segera berubah menjadi besi(III)
sulfat kristal berwarna coklat muda. Hal itu terjadi bila botol tempat
penyimpanan tidak segera ditutup atau tidak rapat menutupnya.
2.
Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya
Usahakan semua alat maupun bahan
kimia dalam keadaan kering. Tempatkan alat
maupun bahan dalam tempat yang kering. Alat
ataupun bahan mudah rusak bila dibiarkan dalam
keadaan basah. Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam tempat yang kering.
Apalagi bahan kimia yang reaktif terhadap air. Logam-logam
seperti Na, K, dan Ca bereaksi dengan
air menghasilkan gas H2 yang langsung terbakar
oleh panas reaksi yang terbentuk. Zat-zat
lain yang bereaksi dengan air secara hebat,
seperti asam sulfat pekat, logam halide anhidrat,
oksida non logam halide harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan
yang kering dan bebas kebocoran di waktu
hujan. Kebakaran akibat zat-zat di atas tak
dapat dipadamkan dengan penyiraman air. Cairan yang bersifat
asam mempunyai daya merusak lebih hebat
dari air. Cara yang paling baik
adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya
menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus,
atau di lemari asam.
3.
Panas/temperatur
Panas yang tinggi menyebabkan alat-alat memuai, tetapi
kadang-kadang pemuaian tidak teratur sehingga bentuk alat-alat akan berubah
sehingga fungsi alat-alat akan berubah. Pengaruh temperatur akan
menyebabkan reaksi atau perubahan kimia terjadi,
dan juga mempercepat reaksi. Panas yang cukup tinggi dapat memacu
terjadinya reaksi oksidasi. Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga
mempunyai akibat yang serupa. Untungnya Indonesia beriklim tropis, sehingga
penyebab kerusakan akibat panas tinggi dan terlalu rendah jarang terjadi di
laboratorium kita
4.
Mekanik
Benturan, tarikan, maupun tekanan yang besar harus
dihindari, khususnya pada alat-alat yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah
pecah (gelas), lentur (berubah bentuk) seperti alat-alat yang terbuat dari
plastik, ataupun alat-alat yang bahannya bersifat sangat rapuh. Bahan-bahan
kimia yang harus dahindarkan dari benturan
maupun tekanan yang besar adalah bahan kimia
yang mudah meledak, seperti ammonium nitrat,
nitrogliserin, trinitrotoluene (TNT).
5.
Sinar
Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi
bahan-bahan kimia. Sebagai contoh larutan kalium permanganat,
apabila terkena sinar UV akan mengalami
reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu.
Oleh karena itu untuk menyimpan larutan
kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal
perak nitrat juga akan rusak jika terkena
sinar UV, oleh sebab itu dalam penyimpanan
harus dihindarkan dari pengaruh sinar UV. Alat-alat sebaiknya
juga dihindarkan terkena sinar matahari secara
langsung, sehingga dianjurkan untuk memasang tirai-tirai pada jendela
laboratorium.
6.
Api
Api/kebakaran dapat terjadi bila
tiga komponen berada bersama-sama pada
suatu saat,dikenal dengan “segitiga api”
Ketiga
komponen itu ialah:
·
Adanya
bahan bakar (bahan yang dapat dibakar)
·
Adanya
panas yang cukup tinggi, yang dapat
mengubah bahan baker menjadi uap yang dapat
terbakar (mencapai titik bakarnya)
·
Adanya
oksigen (di udara, di sekitar kita)
Maka pada saat yang demikian
itulah, oksigen yang mudah bereaksi dengan
bahan bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan
menghasilkan api. Api inilah yang selanjutnya dapat
mengakibatkan kebakaran. Maka untuk menghindari
terjadinya kebakaran haruslah salah satu dari
komponen segitiga api tersebut harus ditiadakan.
Cara termudah ialah menyimpan bahan-bahan
yang mudah terbakar di tempat yang dingin,
sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan
tidak mudah berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.
7.
Sifat bahan kimia itu sendiri
Bahan-bahan kimia mempunyai sifat
khasnya masing-masing. Misalnya asam sangat mudah
bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat
berjalan dari yang sangat lambat hingga ke
yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan
panas yang tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi pada
ruang yang tertutup.
Contoh
reaksi spontan: asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat
padat dan gula pasir seketika akan terjadi
api. Demikian juga kalau kristal kalium
permanganate ditetesi dengan gliserin.
PEMELIHARAAN
DAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM
Pemeliharaan di sini bukan berarti
alat disimpan dengan baik sehingga alatnya
selalu utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan
dan agar tahan lama, tentunya perlu
dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama atau awet. Jadi yang
dimaksud dengan pemeliharaan atau perawatan alat-alat atau menjaga keselamatan
alat adalah:
-
menyimpan pada tempat yang aman
-
perawatan termasuk menjaga kebersihan
-
penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set
-
menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.
Dalam
pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
1.
Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan
dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat dikontrol.
Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk
pemanasan harus dipilih dari bahan yang
tahan panas. Bila suatu alat terbuat dari
besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat
dari besi, maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama
yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.
2.
Berat alat.
Di
laboratorium terdapat alat yang ringan, ada
yang berat. Untuk alat-alat berat jangan
disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu
mau menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau
dipindahkan.
3.
Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai
alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap kelembaban, di
daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan alat harus
hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat disimpan
dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi
jamur. Lensa harus dijaga jangan sampai berjamur.
Lensa obyektif dan okuler cepat berjamur di
daerah lembab. Salah satu cara mencegah
pengaruh kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu
listrik, sehingga udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus
disimpan dalam kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika).
4.
Pengaruh bahan kimia.
Dalam
laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa
zat kimia terutama yang korosif dapat
mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena
itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari
alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam.
5.
Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam
penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwa alat
yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari
alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat
logam dan kaca, misalnya Respirator Ganong,
Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan
standarnya. Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin
dalam penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak
dipakai barulah dipasang atau diset. Magnet jangan
disimpan dekat alat-alat yang sensitif pada
magnet. Stopwatch dapat kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan
dengan magnet.
6.
Nilai/harga dari alat
Nilai
atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya
petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang
yang mahal, dan mana barang yang murah.
Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang
aman atau lemari yang pakai kunci. Barang
yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan
pada rak atau tempat terbuka lainnya. Akan
tetapi bila ada tempat/lemari tertutup sebaiknya semua alat
disimpan dalam lemari tersebut.
7.
Bentuk dalam set
Jenis
alat dalam bentuk set misalnya set
electromagnet, semimicroapparatus. Untuk menjaga keawetan
alat, bila telah selesai digunakan hendaknya
disusun kembali pada tempat semula dengan susunan aturan yang
telah ditentukan. Penyusunan magnet dalam set electromagnet harus
diperhatikan, tidak boleh disimpan sembarangan
tanpa aturan karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya. Alat-alat
banyak menggunakan baterai kering atau basah.
Alat-alat yang menggunakan baterai basah, ataupun alat yang
menggunakan arus listrik, bila sudah selesai dipergunakan hendaknya
segera diputuskan arusnya atau disimpan dalam
keadaan sleep.
Alat-alat
yang menggunakan baterai kering bila
selesai digunakan baterai harus dikeluarkan, dan
waktu menyimpan baterai harus dikeluarkan dari
alat dan alat harus disimpan dalam keadaan sleep.
Misalnya: pH-meter, comparator lingkungan, osiloscope. Di laboratorium
bentuk alat juga beraneka ragam. Banyak
alat yang bentuknya bundar, alat ini harus
disimpan sebaik mungkin, jangan sampai terguling.
Ada alat yang harus disimpan dalam keadaan
berdiri, misalnya hygrometer. Cara menyimpan alat
ini sebaiknya dalam keadaan tergantung. Beberapa
jenis thermometer mempunyai tempat khusus (tabung).
Setelah selesai dipergunakan dibiasakan menyimpan
atau segera dimasukkan dalam tabungnya. Perawatan alat secara
rutin dapat dilakukan. Sebelum alat
digunakan hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya dan
harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah selesai
dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali
dan jangan disimpan dalam keadaan kotor.
Demikian juga kelengkapan alat tersebut harus
dicek terlebih dahulu sebelum disimpan. Lemari
untuk menyimpan alat seringkali terkena rayap,
untuk mencegah rayap yang dapat merusak
berbagai jenis alat, maka secara periodik
perlu disemprot dengan antihama atau sejenisnya atau dengan
memasukkan kapur barus pada lemari penyimpanan. Setiap alat yang
agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk
atau keterangan penggunaan. Maka sebelum alat
digunakan hendaknya kita membaca terlebih
dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk
pemeliharaan atau perawatannya. Kita ketahui
bahwa nama alat sama dan fungsi sama
kemungkinan bisa berbeda cara penggunaannya,
karena pabrik yang mengeluarkan berbeda dan tahun
pembuatannya juga berbeda. Untuk itu dianjurkan
agar setiap ada alat baru harus terlebih
dahulu diperiksa atau dibaca buku petunjuk
sebelum digunakan.
PENYIMPANAN
BAHAN-BAHAN KIMIA
·
Mengingat
bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan,
atau bocornya bahan-bahan kimia beracun dalam gudang,
maka dalam penyimpanan bahan-bahan kimia
selain memperhatikan ketujuh sumber-sumber kerusakan di atas
juga perlu diperhatikan factor lain, yaituInteraksi
bahan kimia dengan wadahnya., bahan kimia
dapat berinteraksi dengan wadahnya dan dapat mengakibatkan
kebocoran.
·
Kemungkinan
interaksi antar bahan dapat menimbulkan
ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracun
Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor di atas , beberapa syarat
penyimpanan bahansecara singkat adalah sebagai berikut:
1. Bahan beracun
Banyak bahan-bahan kimia
yang beracun. Yang paling keras dan
sering dijumpai di laboratorium sekolah antara
lain: sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida,
arsen, gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas. Syarat
penyimpanan:
·
ruangan
dingin dan berventilasi
·
jauh
dari bahaya kebakaran
·
dipisahkan
dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
·
kran
dari saluran gas harus tetap dalam
keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan
·
disediakan
alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
2.
Bahan korosif
Contoh
bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat
merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Syarat penyimpanan:
ruangan
dingin dan berventilasi
·
wadah
tertutup dan beretiket
·
dipisahkan
dari zat-zat beracun.
3.
Bahan mudah terbakar
Banyak
bahan-bahan kimia yang dapat terbakar
sendiri, terbakar jika kena udara, kena
benda panas, kena api, atau jika bercampur dengan
bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin
(PH3), alkil logam, boran (BH3) misalnya
akan terbakar sendiri jika kena udara. Pipa
air, tabung gelas yang panas akan menyalakan
karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat
menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya
terbakar, cairan organic dapat dibagi menjadi 3 golongan:
·
Cairan
yang terbakar di bawah temperatur -4oC,
misalnya karbon disulfida (CS2),eter (C2H5OC2H5),
benzena (C5H6, aseton (CH3COCH3).
·
Cairan
yang dapat terbakar pada temperatur antara
-4oC - 21oC, misalnya etanol(C2H5OH),
methanol (CH3OH).
·
Cairan
yang dapat terbakar pada temperatur 21oC
– 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu), terpentin,
naftalena, minyak bakar.
Syarat
penyimpanan:
·
temperatur
dingin dan berventilas
·
jauhkan
dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok
·
tersedia
alat pemadam kebakaran
4.
Bahan mudah meledak
Contoh
bahan kimia mudah meledak antara lain:
ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Syarat
penyimpanan:
·
ruangan
dingin dan berventilasi
·
jauhkan
dari panas dan api
·
hindarkan
dari gesekan atau tumbukan mekanis
Banyak
reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk
zat-zat padat yang dapat meledak dengan dahsyat.
Kecepatan reaksi zat-zat seperti ini sangat
tergantung pada komposisi dan bentuk dari campurannya.
Kombinasi zat-zat yang sering meledak di
laboratorium pada waktu melakukan percobaan misalnya:
·
natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
·
ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
·
kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
·
nitrat dengan eter
·
peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)
·
klorat dengan asam sulfat
·
asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain
·
halogen dengan amoniak
·
merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)
·
Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat
5.
Bahan Oksidator
Contoh:
perklorat, permanganat, peroksida organik
Syarat
penyimpanan:
·
temperatur ruangan dingin dan berventilasi
·
jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
·
jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor
6.
Bahan reaktif terhadap air
Contoh:
natrium, hidrida, karbit, nitrida.
Syarat
penyimpanan:
·
temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
·
jauh dari sumber nyala api atau panas
·
bangunan kedap air
·
disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder).\\
7.
Bahan reaktif terhadap asam
Zat-zat
tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan
gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh:
natrium, hidrida, sianida.
Syarat
penyimpanan:
·
ruangan dingin dan berventilasi
·
jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
·
ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak
memungkinkan terbentuk kantong-kantong hydrogen
·
disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja
8.
Gas bertekanan
Contoh:
gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder. Syarat penyimpanan:
·
disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
·
ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
·
jauh dari api dan panas
·
jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub
Faktor
lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu
pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan
membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan
cahaya. Semakin lama disimpan akan semakin
besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil
eter, dioksan, dan tetrahidrofuran adalah zat yang
sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya
peroksida dalam penyimpanan. Zat sejenis eter tidak boleh
disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah
dibuka harus dihabiskan selama enam bulan.
BAB
III. KESIMPULAN
Laboratorium kimia harus merupakan
tempat yang aman bagi para penggunanya.
Dalam hal ini seorang laboran memegang peranan
penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang aman.
Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada
di laboratorium seorang laboran dapat mengetahui
bagaimana cara menangani bahan kimia tersebut,
termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik
dan aman. Memang bukan hanya faktor bahan
kimia yang menyebabkan keadaan tidak aman,
factor lain seperti ventilasi ruangan, almari asam, atau sistem pengaman
gas tidak bekerja dengan baik keadaan akan menjadi lebih
tidak aman. Pengetahuan tentang kegunaan
alat, perawatan dan pemeliharaan alat juga
penting untuk menjaga keawetan alat. Memang
diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak,
baik dari para siswa, mahasiswa, guru,
dosen sebagai pengawas. Dalam melakukan praktikum
siswa ,mahasiswa juga dituntut untuk berhati-hati, tidak
menganggap remeh setiap kemungkinan bahaya yang ditimbulkan. Peran guru/dosen sebagai
pengawas juga penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan secara jelas
dan sempurna sebelum dikerjakan oleh para
siswa, mahasiswa dan laboran. Dengan kerjasama
yang sinergis dari berbagai pihak maka
akan tercipta laboratorium kimia yang aman dan
nyaman bagi semua orang yang menggunakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar